Sabtu, 28 Januari 2012

Kok beda..

Hari ke-27 di bulan Januari


Hari ini aku sudah menyusun beberapa agenda kegiatan yang harus kulakukan. Selain mengajar, aku mengagendakan untuk bertemu dengan tim Redaksi majalah sekolah hari ini yaitu untuk memberikan surat pengantar yang harus ditanda tangani bapak Kepsek. Dan, ada satu lagi yang harus kulakukan hari ini yaitu menghubungi salah satu guru untuk menuliskan opini tentang Pendidikan Berkarakter. Harusnya tiga agenda ini bisa terselesaikan dengan baik.

Setiba di sekolah, suasanan masih sangat sepi, padahal jam sudah menunjukkan 06.55, artinya kurang l
ima menit lagi bel akan berbunyi. Aku yang datang lebih awal gk mau menyia-nyiakan kesempatan, waktu yang kurang lima menit ini kumanfaatkan untuk ngeprint surat pengantar yang kuceritakan di depan tadi, bergegaslah aku menuju ke kantor TU. Setelah selesai dan aku mendengar bel berbunyi, aku segera berangkat ke kelas untuk mengkondisikan anak-anakku untuk melakukan sholat Dhuha. Seperti pepatah, sambil menyelam minum air, aku pun berusaha memanfaatkan waktu ini lagi. Ya..sambil mengkondisikan, sambil mencari ketua tim redaksi majalah sekolah. Setelah ketemu aku memintanya untuk bertanda tangan dan selanjutnya kuminta dia untuk mengkonsultasikan isi surat kepada kepsek.

Sekitar waktu sepuluh menit berlalu kulihat dua orang dari tim redaksi sekolah muncul dari ruang TU sambil membawa map berwarna kuning di tangan mereka, segera saja kuhampiri dan kutanya bagaimana hasil konsultasinya dengan kepsek, mereka bilang ada sedikit perubahan tentang nomor surat. Baiklah.. file kuberikan pada mereka untuk diedit dan dimintakan tanda tangan lagi. Pekerjaan pertama hari ini lunas hehehehe...

Selanjutnya ini adalah misi harian yang tidak boleh dilewatkan yaitu masuk kelas dan mengajar. Yup..kebetulan hari ini aku mengisi kelas Geografi dan berpartner dengan temanku yang kukagumi kepandaiannya. Cukup menyenangkan kelas hari ini dan aku selalu berusaha menebar senyum di sekolah. Di sela-sela jam istirahat, aku berusaha mencuri waktu untuk menuntaskan misi terakhirku hari ini, yaitu hunting guru untuk menulis opini. Awalnya tiga hari sebelumnya aku sudah meminta tolong pada PI untuk menulis tapi ternyata beliau tidak siap dengan alasan lagi gk mood terkait dengan masalah sekolah, wuh capek deh. Lalu dengan tidak patah semangat, aku meminta Bu Wiwin untuk menggantikannya dan beliau menyetujui, Alhamdulillah.. Hari berikutnya BW mendatangiku dan bilang gk siap untuk nulis karena tidak ada waktu, maka aku bilang sesempatnya deh bu akan kami tunggu. Karena takut ini cuman abang-abange lambe (kata Orang Jawa), maka lahirlah misi ini. Awalnya terpikir untuk meminta ibu WkH, tapi gk tau kenapa tiba-tiba langsung aja kakiku mengajakku melangkah mendatangi PS.

Karena PS ikut mendampingi juga penyusunan majalah, maka tanpa basa-basi segera aja kusampaikan maksud dan tujuanku mendatanginya, dan iya..sesuai dugaan dia menyambut dengan senang hati. Ketika kami akan sama-sama kembali ke kelas dia menyampaikan sesuatu padaku, begini kalimatnya..
" Oh ya.. targetnya kan terbitnya majalah sekolah, jadi lebih baik anak-anak tidak diajari terlalu dalam dan detail, biar segera cepat selesai, kalo misalnya mereka serius, baru nanti di edisi selanjutnya kita kita ajari mereka dengan mengadakan pelatihan"
Sontak saja aku terkejut dan kecewa mendengarnya, dan hanya keluar jawaban "oh gitu" dari mulutku.

Aku berjalan menuju ke kelas dengan lemas, masih terngiang-ngiang kalimat PS. Harapanku rasanya mentah kembali. Keinginanku adalah bagaimana tim Redaksi bisa bekerja dengan tangan mereka sendiri, bagaimana bisa mandiri tanpa tergantung lagi dengan guru, bagaimana mereka bisa menemukan bakat mereka dalam bidang jurnalistik dengan tangan cara mereka sendiri, tidak menyiapkan segala sesuatunya dengan baik dan mereka tinggal melihat bagaimana akhirnya majalah ini terbit.

Fokusku adalah pada proses belajar mereka bukan yang penting majalah ini terbit. Buatku lebih baik target waktu terbit majalah molor tetapi tim redaksi mendapatkan sebuah pembelajaran daripada majalah bisa terbit sesuai waktu yang direncanakan tapi mereka tidak mendapatkan apa-apa.
Kok jadi ada keinginan menjadi "second man" ya :'(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar