Selasa, 18 Oktober 2011

Miniatur Indonesia

Oktober ke-15

Pagi ini kumulai kelas dengan salam
Mereka pun menjawab dengan kompak dan senyum
Hari ini di sekolah ada launching tatib yang baru, yang rencananya akan mulai diberlakukan Senin depan
Maka, sebelum aku memulai pelajaran Geografi hari ini tentang Antroposfer
Ketua kelas XI IPS 2 kupersilahkan untuk mensosialisasikan tatib yang baru saja ditempel, alias
membacakan
Pembacaan tatib pun dimulai satu persatu..
Ada beberapa pertanyaan dalam setiap poin2 tatib yang dibacakan, lantas aku hanya menjawab coba semua pertanyaan dan rasa tidak cocok kalian ditampung di ketua OSIS nanti ketua OSIS yang akan menyampaikan ke sekolah
Menurutku begitulah memang tugas ketua OSIS.
Hanya ada beberapa pertanyaan saja yang bisa kujawab dengan menceritakan latar belakang mengapa muncul aturan tersebut, karena kebetulan aku ikut urun rembug dalam pembahasan tatib antara guru dan siswa.

Kembali ke judul..
Kenapa saya menulis judul miniatur Indonesia??
Ya..karena saya menilai sekolahku adalah miniatur Indonesia
Begitu banyak ragam cerita di sekolahku
Seperti halnya negaraku tercinta, Indonesia
Contoh kecil mengenai tata tertib
Pada waktu tatib dibacakan mengapa begitu banyak siswa yang protes atau tidak puas
Bahkan sudah ada siswa yang mengatakan akan melanggar tatib tersebut
Menurut mereka "tatib dibuat untuk dilanggar" soal hukuman pikir belakangan

Wah..kenapa bisa mirip dengan masyarakat kita diluar sana ya
Terlalu banyak masyarakat kita yang berbuat nekad sekarang
Aturan semakin banyak yang tidak dihiraukan (dalam Sosiologi ini disebut kondisi anomi :D )

Ini masih pada sosialisasi tatib, bagaimana nanti dengan pelaksanaan dan pengawasannya
Ternyata tepat sesuai dugaanku
Hasil perbincangan dengan seorang guru, terekam dia berkata bahwa dia seolah-olah enggan dengan aturan yang baru
Menurut dia di sekolah ini hanya awalnya saja serius, lama-lama di belakang ngglembosi
Belum lagi soal sanksi, seperti tidak ada ketegasan
Hanya beberapa elemen ajah yang mendukung pelaksanaan tatib
Selebihnya hanya cuek bebek n semau gue ajeh
Mengapa bisa begitu?? tanyaku
Menurutnya pengalaman yang terjadi, ketika salah satu atau beberapa pihak lain mencoba tegas terhadap aturan, ternyata disisi lain ada pihak2 yang melunturkan sehingga tatib seolah hanya formalitas
Dan siswa akan sangat hafal dengan pola ini
Oleh karena itu sangat wajar jika mereka terlihat "meremehkan" aturan yang disosialisasikan..

Sungguh sangat tidak jauh beda dengan masyarakat Indonesia pada umumnya
Tanpa dipungkiri kita pun seringkali hanya mentaati aturan jika diawasi dan ditindak keras
Tanpa itu semua, kita lebih senang melanggar
Kehilangan kesadaran kah kita????
Atau kehilangan kepercayaan pada pihak pembuat kebijakan dan penegak hukum???
Ya..hanya masing-masing dari kita lah yang bisa menjawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar